Kisah Hotel Tua Peninggalan Belanda di Biak Papua
Didaerah Biak Papua terdapat hotel yang benbentuk huruf W, hotel tersebut di gadang-gadang sebagai hotel peninggalan belanda.
Pada tahun 1958, ratu
Belanda yang berkuasa bernama Wilhelmina. Hotel tersebut berbentuk W untuk
menginisialkan nama dari ratu yang tengah berkuasa tersebut.
“Hotel ini berbentuk hurufW sesuai nama Ratu Belanda, “kata Nancy manajer Hotel Asana.
Ia mengakui kalau hotel
ini peninggalan Belanda dan masih terawat dan tertata rapih, walau pun ada
penambahan kamar dan juga kolam renang. Hampir seluruh bangunan memakan bahan
kayu dan memiliki pekarangan yang luas serta letaknya di tepi pantai.
Salah seorang karyawan hotel dari kampong Urfu Biak, Kaisiri mengakui kalau hotel ini banyak bikin
tamu senang. Karena punya pekarangan luas dan dekat pantai.
Adapun tujuan Belanda
membangun hotel Belanda untuk mempersiapkan akomodasi di Biak, sehingga tahun
1959 Bandara Mokmer sudah siap untuk didarati pesawat sekelas DC-8. Setahun
kemudian, KLM membuka rute penerbangan Biak-Tokyo-Amsterdam.
Penerbangan ini akhirnya
terputus pada 1962 dan pemerintahan di Papua dilanjutkan ke UNTEA (United
Nations Temporary Executive Administration). Pemerintah Indonesia sendiri baru
membuka jalur penerbangan ke Los Angeles melalui Biak periode 1996-1998.
Saat itu Garuda membuka
rute Jakarta Denpasar-Biak-Honolulu-Los Angeles dengan pesawat berbadan lebar
MD-11. Bandara Kaisiepo ini juga sanggup didarati pesawat sebesar Boeing 747
seri 400.
Sebelum penerbangan
Garuda ke Honolulu, pemerintah Indonesia mendorong pembangan hotel berbintang
lima di tepi pantai Kampung Marauw. Mantan Dubes Indonesia di Kolombia, Michael
Menufandu mengatakan hotel berbintang lima Marauw dibangun sejak 1991 megah dan
indah tetapi kini telah berubah menjadi puing-puing tanpa bekas.
“Hilang tanpa bekas,”
katanya.
Padahal lanjut dia HotelMarauw saat itu termasuk Kawasan Pariwisata milik PT Biak Marauw Tourism
Development Corporation (PT BTDC) yang dibangun pada 11Maret 1991. Sejak
penerbangan langsung ke luar negeri terputus, kota Biak menjadi sepi dan tak
ada lagi kunjungan wisata.
Apalagi munculnya korona
penerbangan semakin ketat sehingga orang membatasi perjalanan. “Memang benar
covid 19 membuat sepi pengunjung,”kata Nancy, manejer Hotel Asana di Biak.
Comments
Post a Comment