Peringati Hari Keanekaragaman Hayati, BBKSDA Papua Melepaskan 38 satwa Endemik Kehutan
![]() |
Sumber: Google |
Memperingati harikeanekaragaman hayati, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam atau BBKSDAPapua melepasliarkan 38 satwa endemik di hutan adat Isyo, Kampung Rhepang Muaif, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura,
Adapun Jenis-jenis satwa
yang dilepasliarkan adalah 1 ekor mambruk victoria (Goura victoria), 9 ekor
kakatua koki (Cacatua galerita), 4 ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory), 18
ekor nuri kelam (Pseudeos fuscata), 3 ekor nuri bayan (Eclectus roratus), dan 3
ekor jagal Papua (Cracticus cassicus).
Sesuai dengan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, semua satwa tersebut dilindungi
undang-undang, kecuali jagal Papua.
Dalam daftar CITES, semua satwa tersebut masuk dalam
appendix II, yaitu spesies yang mungkin terancam punah bila perdagangan terus
berlanjut tanpa regulasi.
Sementara berdasarkan daftar IUCN, semua satwa
berstatus Least Concern/LC (risiko rendah), kecuali mambruk victoria berstatus
Near Threatened/NT (hampir terancam), dengan tren populasi menurun.
Abdul Azis Bakry selaku Pelaksanaan Tugas Kepala BBKSDA Papua, ,
menjelaskan bahwa sebagian satwa yang dilepaskan tersebut berasal dari
translokasi (pemulangan kembali ke daerah asalnya) dari Jawa Timur dan sebagian
lagi merupakan penyerahan dari masyarakat di Jayapura.
Bakry juga menyampaikan bahwa pelepasliaran satwa
endemik Papua ke habitat alaminya merupakan upaya maksimal untuk terus dapat melestarikan
satwa liar milik negara.
Menurutnya selama masih terdapat satwa liar di luar
habitat alaminya, entah karena tindak ilegal atau terdapat situasi khusus
lainnya.
“BBKSDA Papua akan terus berupaya sebaik mungkin
mengembalikannya ke rumah mereka yang semestinya,” ujarnya.
Azis Bakry juga menyampaikan terima kasih kepada pihak
pengelola hutan adat Isyo, yang selama ini telah bekerja sama dengan BBKSDAPapua, terurama dalam hal pelepasliaran satwa.
“Terima kasih banyak untuk tim yang sudah bekerja
dengan penuh dedikasi sehingga kegiatan dapat berjalan lancar dan baik,”
katanya.
Koordinator kandang transit Buper Waena, La Ode
Irianto Subu, menegaskan bahwa proses pelepasliaran satwa oleh BBKSDA Papuatelah memenuhi kriteria yang berlaku.
“Semua satwa sudah menjalani proses habituasi di
kandang transit Buper Waena, dalam kondisi sehat, dan sudah kembali kepada
sifat alaminya, sehingga kami pastikan sanggup bertahan di alam liar,” ujarnya.
Comments
Post a Comment