Unik Cafe Apung Tradisonal di Pesisir Manokwari
![]() |
Sumber: Google |
Melestarikan budaya merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Seperti yang dilakukan yayasan anak air pulau Papua (YAAPP).
Diketahui YAAPP, melakukan
merupakan kolaborasi budaya berbasis lingkungan serta membuka peluang kerja
bagi pemuda di pesisir Manokwari.
“Kami sedang
berkoordinasi untuk menyesuaikan jadwal Gubernur Papua Barat agar meresmikancafe apung perahu tradisional ini sebelum beroperasi, target kami awal pekan
depan sudah diresmikan,” ujarnya Ketua YAAPP Papua Barat, Yan Agus Rumbewas
Hal tersebut sekaligus menjadi simbol budayamasyarakat pesisir, Rumbewas mengatakan badan perahu tersebut sudah dikukuhkan
lewat prosesi adat suku Byak (Mamunsusu) atau jamuan makan bersama di pantai
Yenkarwar Biryosi Manokwari, Selasa kemarin.
“Cafe ini akan kami
tempatkan di reef Imoni satu dan Imoni dua perairan teluk Doreri, ada peluang
usaha bagi masyarakat pesisir yang mengantar-jemput pengunjung cafe ini,” ujar
Rumbewas.
Pada café apung juga dilengkapi dengan diisi poster dan imbauan menjaga lingkungan laut dari sampah, peledak dan bahan kimia berbahaya sebagai bahan edukasi bagi setiap pengunjung.
“Ada kampanye jaga laut lewat pamplet, selain kami juga sajikan menu makanan
dan minuman khas Papua dengan harga terjangkau di cafe apung ini,” ucap Yan
Agus Rumbewas.
Dengan beroperasinyan cafe apung perahu tradisional
ini, lanjut Rumbewas, diharapkan menjadi pemicu bagi Pemerintah daerah bersama
pihak terkait yang punya kepedulian terhadap budaya dan lingkungan akuatik di
pesisir Manokwari.
Sebelumnya Bupati kabupaten Manokwari Hermus Indou merencanakan
pengembangan potensi wisata pesisir Manokwari melalui penataan kawasan pesisir
teluk Sawibu Manokwari Barat di masa kepemimpinannya.
Hal ini dikatakan Bupati Hermus pasca insiden kebakaran ratusan rumah warga di kawasan permukiman Borobudur Manokwari Barat September 2021 lalu.
“Kawasan Borobudur akan ditata kembali sebagai permukiman
ramah lingkungan yang punya daya tarik wisata,” ujar Bupati Manokwari.
Comments
Post a Comment